A.
Islam Di Andalus
1.
Perkembangan Islam di Andalus
Wilayah Andalus, yang sekarang disebut
Spanyol di ujung Selatan benua Eropa, masuk ke dalam kekuasaan dinasti bani
Umayyah semenjak Thariq bin Ziyad, bawahan Musa bin Nushair gubernur Qairuwan,
mengalahkan pasukan Spanyol pimpinan Roderik raja bangsa Gothia tahun 92 H/711
M. KEMENANGAN INI MENJADI AWAL BAGI Thariq untuk menaklukan kota-kota lain di
semenanjung Iberia (Andalusia) tanpa banyak kesulitan.
Penguasaan Ummat Islam terhadap Andalus
dapat dibagi menjadi beberapa periode:
a. Periode Pertama.
Periode antara tahun 711 – 755 M, Andalus
diperintahkan oleh para wali yang diangkat oleh khalifah bani Umayah yang
berpusat di Damaskus. Pada periode ini Andalus secara politis belum stabil,
masih terjadi perebutan kekuasaan antar elit penguasa, atau masih adanya
ancaman musuh Islam dari penguasa setempat.
b. Periode Kedua.
Periode antara tahun 755 – 1013 M pada waktu
Andalus dikuasai oleh daulah Umawiyah II. Periode ini dibagi menjadi dua:
1) Masa Keamiran tahun &55 – 912. Masa ini
dimulai ketika Abd al-Rahman al-Dakhil, seorang keturunan bani Umayyah I yang
berhasil menyelamatkan diri dari pembunuhan yang dilakukan bani Abbas di
Damaskus, mengambil kekuasaan di Andalus pada masa Amir Yusuf al-Fihr. Ia
kemudian memproklamirkan berdirinya daulah Umawiyah II di Andalus kelanjutan
Umawiyah I di Damaskus.
2) Masa kekhalifan tahun 912 – 1013 M, ketika Abd
al-Rahman III, amir ke-8 bani Umayah II menggelari diri dengan khalifah
al-Nashir li Dinillah (912 – 961 M). Kedudukannya dilanjutkan oleh Hakam II
(961- 976 M), kemudian oleh Hisyam II (976 – 1007 M). Pada ,asa ini ummat Islam
Andalus mengalami kemakmuran dan kemajuan di segala bidang.
c. Periode Ketiga
Periode antara tahun 1031 – 1492 M, ketika
ummat Islam Andalus terpecah dan menjadi kerajaan-kerajaan kecil. Periode ini
di bagi menjadi tiga masa:
1) Masa kerajaan-kerajaan kecil yang sifatnya
lokal tahun 1031 – 1086 M, jumlahnya sekitar 20 buah. Masa ini disebut dengan Muluk al-Thawaif (raja golongan). Mereka
mendirikan kerajaan berdasarkan etnis Barbar, Slovia, atau Andalus yang
bertikai satu dengan yang lain sehingga menimbulkan keberanian ummat Kristen di
Utara untuk menyerang. Ada juga yang mengundang bangsa Barbar dari Afrika
Utara. Karena itu terjadi ketidakstabilan dalam politik.namun dalam bidang peradaban
mengalami kemajuan karena masing-masing ibu kota kerajaan lokal ingin menyaingi
kemajuan Cordova.muncullah kota-kota besar Toledo, Sevilla, Malaga, dan
Granada.
2) Masa antara tahun 1086 – 1235 M, ketika umat
Islam Andalus di bawah kekuasaan bangsa barbar Afrika utara. Mula-mula bangsa
Barbar dipimpin oleh Yusuf bin Tasfiyin mendirikan daulah Murabitin, kemudian
datang ke Andalus untuk menolon ummatIslam Andalus mengusir umat Kristen yang
menyerang Sevillapada tahun 1086 M; tetapi kemudian menggabungkan Muluk al-Thawaif ke dalam dinasti
Bar-bar lain AL-Muwahhidin (1146 – 1235 M). Dinasti ini datang ke Andalus
dipimpin Abd al-Mu’min. Pada masa putranya Abu Ya’kub Yusuf bin Abd al-Mu’min
(1163 – 1184 M) Andalus mengalami masa kejayaan. Namun Andalus mengalami
perpecahan kembali di bawah raja-raja lokal, sedangkan umat Kristen makin kuat
dan menyerang sehingga Cordova jatuh pada tahun 1236 M. Ummat Islam Andalus
jatuh di bawah kekuasaan Kristen kecuali Granada yang dikuasai oleh bani Ahmar
sejak tahun 1232 M.
3) Masa antara tahun 1232 – 1492, ketika ummat
Islam Andalus bertahan di wilayah Granada di bawah kuasa dinasti bani Ahmar.
Pendiri dinasti ini adalah Sultan Muhammmad bin Yusuf bergelar al-Nasr, oleh
karena itu kerajaan ini disebut juga Nasriyyah. Kerajaan ini merupakan kerajaan
terakhir ummat Islam Andalus yang berkuasa di wilayah anatara Almeria dan
Gibraltar, pesisir Tenggara Andalus. Dinasti ini dapat bertahan karena
dilingkupi oleh bukti sebagai pertahanan dan mempunyai hubungan yang dekat
dengan negeri Islam Afrika Utara yang waktu itu di bawah kerajaan Marin.
Dinasti ini pernah mencapai kemajuan diantaranya membangun istana Al-Hamra.
Namun pada dekade terakhir abad XIV M dinasti ini telah lemah akibat perebutan
kekuasaan. Kesempatan ini dimanfaatkan oleh kerajaan Kristen yang telah
mempersatukan diri melalui pernikahan antara Esabella dari Arogan dengan raja
Ferdinand dari Castilla untuk bersama-sama merebut kerajaan Granada. Pada tahun
1487 mereka dapat merebut Malaga, tahun 1489 menguasai Almeria, tahun 1942
menguasai Granada. Raja terakhir Granada, Abu Abdullah, melahirkan diri ke
Afrika Utara.
Gerakan reconquista
terus berlanjut. Tahun 1499 kerajaan Kristen Granada melakukan pemaksaan orang
Islam untuk memeluk Kristen buku-buku tentang Islam dibakar. Tahun 1502
kerajaan Kristen ini mengeluarkan perintah supaya orang Islam Granada keluar
dari negara itu kalau tidak mau menukaar agama menjadi Kristen. Ummat Islam
harus memilih antara masuk Kristen atau keluar dari Andalus sebagai orang
terusir. Maka banyak orang Islam yang menyembunyikan ke Islamannya melahirkan
ke Kristennya. Pada tahun 1596 sekali lagi orang Islam Granada memberontak
diantu oleh kerajaan Otsmaniyah. Antar tahun 1604 – 1614 kira-kira setengah
juta orang Islam Spanyol pindah ke Afrika Utara. Ini merupakan perpindahan
terakhir ummat Islam Spanyol. Sejak saat itu tidak ada lagi ummat Islam di
Andalus.
2.
Perkembangan Kebudayaan Islam Andalus Zaman
Umawiyah II 756 – 1031
Di bawah kekuasaan Umawiyyah II,
kebudayaan Andalus dapat dikatakan masih berupa rintasan, terutama dalam bidang
kesusastraan, arsitektur, dan intelektual.
Dalam bidang kesusastraan Abd
Rahman,sebagai seorang yang mencintai syair-syarir Arab, sangat mendorong
berkembangnya bidang ini sehingga bermunculanlah ahli-ahli sastra Arab
yangdiilhami oleh kemajuan kesusastraan di Dunia Islam bagian Timur. Tokoh
penyair istana adalah Abu al-Makhsyi, sedangkan tokoh sastrawan diantaranya Abu
Umar Ahmad bin Muhammad (bin Abd Rabih). Pada akhir masa Ummawiyah ahli sastra
Andalus berhasil menciptakan bentuk sastra yang disebut Zajal dan muwashshah.
Dalam bidang seni bangunan (arsitektur),
Abd Rahman al-Dakhil merintis membangun kota Cordova lengkap dengan istana,
taman, dan masjid.sistem pengairan diatur sehingga kota mampus mensulapi air
bersih untuk keperluan minum. Kota diperlengkapi jalan-jalan dengan lampu
penerangannya. Masjid Cordova yang dibangun tahun 786 pleh Al-Dakhil mempunyai
pola dasar bentuk masjid bani Umayyah Damaskus. Pada masa Abd Rahman III
dibangun pula Istana yang disebut Al-Zahra, yang runtuh pada tahun 1013 M
karena serbuan bangsa barbar. Menurut pakar arkeologi istana ini merupakan
perpaduan seni bangun gaya Byzantium dan Islam, dilengkapi dengan kolam air
mancur dan patung manusia yang indah.
Dalam bidang ilmu ke-Islaman yang
berkembang saat itu antara lain fiqh, hadits, tafsir, ilmu kalam, ilmu sejarah,
tata bahasa Rab, dan filsafat. Hal yang terpenting dalam perkembangan ilmu
pengetahuan masa ini adalah perhatian yang tinggi dari penguasa terhadap
pendidikan. Pendidikan tingkat tinngi mulai diadakan zaman Al-Hakam II.
Institutnya dijalankan secara informal dikendalikan oleh sekelompok profesor.
Pendidikan tinngi ini berpusat di kota Cordova dan Toledo.
Abd Rahman III anaknya Al-Hakam II juga
sangat mencintai buku. Mereka berdua membangun perpustakaan buku di Corova
sehingga menjadi perpustakaan terbesar di Eropa pada waktu itu.
Sesudah Umawiyah II runtuh dilanjutkan
zaman Muluk al-Thawaif, daulah Murabbitin, Muwahidin, kemudian terakhir bani
Ahmar. Sepanjang masa itu (1031 – 1492) kondisi politik Andalusia
berselang-seling antara kacau dan stabil. Dalam kondisi seperti itu Ilmu
Pengetahuan berkembang.
Dalam bidang sejarah, sejarawan pertama Andalus Ibn Hayyan
(w.1076), sedang sejarawan terkenal adalah Ibn Khaldun (1332 – 1406) dengan
karyanya Muqadimah. Mesikipun ia lahir di Tunis, tetapi nenek moyangnya lama
menetap di Sevilla. Ia sendiri pernah tinggal di Granada.
Ilmu filsafat berkembang di Spanyol
dirintis oleh Bin Massarroh (833 – 931). Berkembang pesat sesudah zaman
Umawiyah II. Filosof yang terkenal Ibn Bajjah dengan karyanya The Rule of Solitary. Ibn Thufail (1105
– 1185 M) dengan karyanya Hayy bin Yaqzhan, serta Ibnu Rusyd dengan karyanya Tahafut
al-tahafut.
Pada masa Al-Muwahhidin, penguasa
menekan perkembangan filsafat sehingga bidang tasawuf berkembang, tokohnya Ibn
al-‘Arabi (digelari Ibn Suraka) yang mengajarkan wihdat al-wujud, dan Abu
Madyan pendiri tarekat Syadzaliyah di Spanyol.
Bidang seni bangun mencapai puncaknya
dengan dibangunnya istana Al-Hamra di Granada yang dimulai tahun 1246 atas
perintah Sultan Nasriyyah. Pada masa itu muncul juga ilmu yang menjadi cikal
bakal ilmu pengetahuan modern seperti kedokteran, farmasi, botani, dan geografi.
Ada sejumlah dokter terkemuka di Spanyol, diantaranya Ibn Zuhr (1162) dan Ibn
Rusyd (1126 – 1198 M). Disamping nama Ibn al-Khotib (1313-1374) dan Ibn Khotima
(1369) yang menulis buku tentang penyakit menular. Dalam ilmu botani dari
farmasi terkenal nama Ibn al-Baytar (1248). Ia mengarang buku yang memuat 1400
macam tanaman.