Sabtu, 04 Februari 2017

Islam di Spanyol



A.    Islam Di Andalus
1.      Perkembangan Islam di Andalus
       Wilayah Andalus, yang sekarang disebut Spanyol di ujung Selatan benua Eropa, masuk ke dalam kekuasaan dinasti bani Umayyah semenjak Thariq bin Ziyad, bawahan Musa bin Nushair gubernur Qairuwan, mengalahkan pasukan Spanyol pimpinan Roderik raja bangsa Gothia tahun 92 H/711 M. KEMENANGAN INI MENJADI AWAL BAGI Thariq untuk menaklukan kota-kota lain di semenanjung Iberia (Andalusia) tanpa banyak kesulitan.
       Penguasaan Ummat Islam terhadap Andalus dapat dibagi menjadi beberapa periode:
a.       Periode Pertama.
    Periode antara tahun 711 – 755 M, Andalus diperintahkan oleh para wali yang diangkat oleh khalifah bani Umayah yang berpusat di Damaskus. Pada periode ini Andalus secara politis belum stabil, masih terjadi perebutan kekuasaan antar elit penguasa, atau masih adanya ancaman musuh Islam dari penguasa setempat.
b.      Periode Kedua.
   Periode antara tahun 755 – 1013 M pada waktu Andalus dikuasai oleh daulah Umawiyah II. Periode ini dibagi menjadi dua:
1)      Masa Keamiran tahun &55 – 912. Masa ini dimulai ketika Abd al-Rahman al-Dakhil, seorang keturunan bani Umayyah I yang berhasil menyelamatkan diri dari pembunuhan yang dilakukan bani Abbas di Damaskus, mengambil kekuasaan di Andalus pada masa Amir Yusuf al-Fihr. Ia kemudian memproklamirkan berdirinya daulah Umawiyah II di Andalus kelanjutan Umawiyah I di Damaskus.
2)      Masa kekhalifan tahun 912 – 1013 M, ketika Abd al-Rahman III, amir ke-8 bani Umayah II menggelari diri dengan khalifah al-Nashir li Dinillah (912 – 961 M). Kedudukannya dilanjutkan oleh Hakam II (961- 976 M), kemudian oleh Hisyam II (976 – 1007 M). Pada ,asa ini ummat Islam Andalus mengalami kemakmuran dan kemajuan di segala bidang.

c.       Periode Ketiga
    Periode antara tahun 1031 – 1492 M, ketika ummat Islam Andalus terpecah dan menjadi kerajaan-kerajaan kecil. Periode ini di bagi menjadi tiga masa:
1)      Masa kerajaan-kerajaan kecil yang sifatnya lokal tahun 1031 – 1086 M, jumlahnya sekitar 20 buah. Masa ini disebut dengan Muluk al-Thawaif (raja golongan). Mereka mendirikan kerajaan berdasarkan etnis Barbar, Slovia, atau Andalus yang bertikai satu dengan yang lain sehingga menimbulkan keberanian ummat Kristen di Utara untuk menyerang. Ada juga yang mengundang bangsa Barbar dari Afrika Utara. Karena itu terjadi ketidakstabilan dalam politik.namun dalam bidang peradaban mengalami kemajuan karena masing-masing ibu kota kerajaan lokal ingin menyaingi kemajuan Cordova.muncullah kota-kota besar Toledo, Sevilla, Malaga, dan Granada.
2)      Masa antara tahun 1086 – 1235 M, ketika umat Islam Andalus di bawah kekuasaan bangsa barbar Afrika utara. Mula-mula bangsa Barbar dipimpin oleh Yusuf bin Tasfiyin mendirikan daulah Murabitin, kemudian datang ke Andalus untuk menolon ummatIslam Andalus mengusir umat Kristen yang menyerang Sevillapada tahun 1086 M; tetapi kemudian menggabungkan Muluk al-Thawaif ke dalam dinasti Bar-bar lain AL-Muwahhidin (1146 – 1235 M). Dinasti ini datang ke Andalus dipimpin Abd al-Mu’min. Pada masa putranya Abu Ya’kub Yusuf bin Abd al-Mu’min (1163 – 1184 M) Andalus mengalami masa kejayaan. Namun Andalus mengalami perpecahan kembali di bawah raja-raja lokal, sedangkan umat Kristen makin kuat dan menyerang sehingga Cordova jatuh pada tahun 1236 M. Ummat Islam Andalus jatuh di bawah kekuasaan Kristen kecuali Granada yang dikuasai oleh bani Ahmar sejak tahun 1232 M.
3)      Masa antara tahun 1232 – 1492, ketika ummat Islam Andalus bertahan di wilayah Granada di bawah kuasa dinasti bani Ahmar. Pendiri dinasti ini adalah Sultan Muhammmad bin Yusuf bergelar al-Nasr, oleh karena itu kerajaan ini disebut juga Nasriyyah. Kerajaan ini merupakan kerajaan terakhir ummat Islam Andalus yang berkuasa di wilayah anatara Almeria dan Gibraltar, pesisir Tenggara Andalus. Dinasti ini dapat bertahan karena dilingkupi oleh bukti sebagai pertahanan dan mempunyai hubungan yang dekat dengan negeri Islam Afrika Utara yang waktu itu di bawah kerajaan Marin. Dinasti ini pernah mencapai kemajuan diantaranya membangun istana Al-Hamra. Namun pada dekade terakhir abad XIV M dinasti ini telah lemah akibat perebutan kekuasaan. Kesempatan ini dimanfaatkan oleh kerajaan Kristen yang telah mempersatukan diri melalui pernikahan antara Esabella dari Arogan dengan raja Ferdinand dari Castilla untuk bersama-sama merebut kerajaan Granada. Pada tahun 1487 mereka dapat merebut Malaga, tahun 1489 menguasai Almeria, tahun 1942 menguasai Granada. Raja terakhir Granada, Abu Abdullah, melahirkan diri ke Afrika Utara.
Gerakan reconquista terus berlanjut. Tahun 1499 kerajaan Kristen Granada melakukan pemaksaan orang Islam untuk memeluk Kristen buku-buku tentang Islam dibakar. Tahun 1502 kerajaan Kristen ini mengeluarkan perintah supaya orang Islam Granada keluar dari negara itu kalau tidak mau menukaar agama menjadi Kristen. Ummat Islam harus memilih antara masuk Kristen atau keluar dari Andalus sebagai orang terusir. Maka banyak orang Islam yang menyembunyikan ke Islamannya melahirkan ke Kristennya. Pada tahun 1596 sekali lagi orang Islam Granada memberontak diantu oleh kerajaan Otsmaniyah. Antar tahun 1604 – 1614 kira-kira setengah juta orang Islam Spanyol pindah ke Afrika Utara. Ini merupakan perpindahan terakhir ummat Islam Spanyol. Sejak saat itu tidak ada lagi ummat Islam di Andalus.

2.      Perkembangan Kebudayaan Islam Andalus Zaman Umawiyah II 756 – 1031
       Di bawah kekuasaan Umawiyyah II, kebudayaan Andalus dapat dikatakan masih berupa rintasan, terutama dalam bidang kesusastraan, arsitektur, dan intelektual.
       Dalam bidang kesusastraan Abd Rahman,sebagai seorang yang mencintai syair-syarir Arab, sangat mendorong berkembangnya bidang ini sehingga bermunculanlah ahli-ahli sastra Arab yangdiilhami oleh kemajuan kesusastraan di Dunia Islam bagian Timur. Tokoh penyair istana adalah Abu al-Makhsyi, sedangkan tokoh sastrawan diantaranya Abu Umar Ahmad bin Muhammad (bin Abd Rabih). Pada akhir masa Ummawiyah ahli sastra Andalus berhasil menciptakan bentuk sastra yang disebut Zajal dan muwashshah.
       Dalam bidang seni bangunan (arsitektur), Abd Rahman al-Dakhil merintis membangun kota Cordova lengkap dengan istana, taman, dan masjid.sistem pengairan diatur sehingga kota mampus mensulapi air bersih untuk keperluan minum. Kota diperlengkapi jalan-jalan dengan lampu penerangannya. Masjid Cordova yang dibangun tahun 786 pleh Al-Dakhil mempunyai pola dasar bentuk masjid bani Umayyah Damaskus. Pada masa Abd Rahman III dibangun pula Istana yang disebut Al-Zahra, yang runtuh pada tahun 1013 M karena serbuan bangsa barbar. Menurut pakar arkeologi istana ini merupakan perpaduan seni bangun gaya Byzantium dan Islam, dilengkapi dengan kolam air mancur dan patung manusia yang indah.
       Dalam bidang ilmu ke-Islaman yang berkembang saat itu antara lain fiqh, hadits, tafsir, ilmu kalam, ilmu sejarah, tata bahasa Rab, dan filsafat. Hal yang terpenting dalam perkembangan ilmu pengetahuan masa ini adalah perhatian yang tinggi dari penguasa terhadap pendidikan. Pendidikan tingkat tinngi mulai diadakan zaman Al-Hakam II. Institutnya dijalankan secara informal dikendalikan oleh sekelompok profesor. Pendidikan tinngi ini berpusat di kota Cordova dan Toledo.
       Abd Rahman III anaknya Al-Hakam II juga sangat mencintai buku. Mereka berdua membangun perpustakaan buku di Corova sehingga menjadi perpustakaan terbesar di Eropa pada waktu itu.
       Sesudah Umawiyah II runtuh dilanjutkan zaman Muluk al-Thawaif, daulah Murabbitin, Muwahidin, kemudian terakhir bani Ahmar. Sepanjang masa itu (1031 – 1492) kondisi politik Andalusia berselang-seling antara kacau dan stabil. Dalam kondisi seperti itu Ilmu Pengetahuan berkembang.
       Dalam bidang  sejarah, sejarawan pertama Andalus Ibn Hayyan (w.1076), sedang sejarawan terkenal adalah Ibn Khaldun (1332 – 1406) dengan karyanya Muqadimah. Mesikipun ia lahir di Tunis, tetapi nenek moyangnya lama menetap di Sevilla. Ia sendiri pernah tinggal di Granada.
       Ilmu filsafat berkembang di Spanyol dirintis oleh Bin Massarroh (833 – 931). Berkembang pesat sesudah zaman Umawiyah II. Filosof yang terkenal Ibn Bajjah dengan karyanya The Rule of Solitary. Ibn Thufail (1105 – 1185 M) dengan karyanya Hayy bin Yaqzhan, serta Ibnu Rusyd dengan karyanya Tahafut al-tahafut.
       Pada masa Al-Muwahhidin, penguasa menekan perkembangan filsafat sehingga bidang tasawuf berkembang, tokohnya Ibn al-‘Arabi (digelari Ibn Suraka) yang mengajarkan wihdat al-wujud, dan Abu Madyan pendiri tarekat Syadzaliyah di Spanyol.
       Bidang seni bangun mencapai puncaknya dengan dibangunnya istana Al-Hamra di Granada yang dimulai tahun 1246 atas perintah Sultan Nasriyyah. Pada masa itu muncul juga ilmu yang menjadi cikal bakal ilmu pengetahuan modern seperti kedokteran, farmasi, botani, dan geografi. Ada sejumlah dokter terkemuka di Spanyol, diantaranya Ibn Zuhr (1162) dan Ibn Rusyd (1126 – 1198 M). Disamping nama Ibn al-Khotib (1313-1374) dan Ibn Khotima (1369) yang menulis buku tentang penyakit menular. Dalam ilmu botani dari farmasi terkenal nama Ibn al-Baytar (1248). Ia mengarang buku yang memuat 1400 macam tanaman.

Halaman Terakhir (Perihal Memilih Untuk Menyudahi)

Ada satu hal yang membuatku ingin terus membuka halaman per halaman. Menantangku untuk mengetahui sesuatu yang akan terjadi berikutnya. Tiap...